insomniac

mata kembali degil untuk terlekat.
malam kembali panjang melampau tempohnya.
sunyi kembali berbual lebih dari kadar bisikan.

maka aku tahu,
jiwa aku sudah kembali kacau.

terasa masa menyuntuk dan tanpa peduli terus menerobos linear masa yang biasanya konsisten. tanpa rutin dan ritual yang kongruen, mana2 orang akan rapuh. seperti mana seseorang yang cuma bersangkut pada kayu sebatang di tengah2 laut garang, aku diumbang-ambing tanpa kasihan.

yang mana, lautnya cuma perasaan.

sekuat mana aku jerit2kan pada langit hitam, atau warna apa pun langit itu dua tiga menjak ini, aku sesungguhnya sedang tanpa keruan. tidaklah aku kukuh mana. jentikkan cuma sebiji kacang, nescaya pejus seluruh tubuh ditelan kerak bumi.

mungkin aku sedang lemas dengan oksigen yang tidak lengkap tanpa atom yang membawa bau kekasih aku itu. aku tamak, dan aku tidak cukup.

*memandang kosong siling di atas kepala*

kenapa yang terlihat cuma kekosongan? mana agaknya kepul2 awan2 dan bujur2 susuk burung2 berterbangan? mana pergi deru angin yang biasanya menyanyi lagu angan2? mengapa yang ada cuma langit kosong yang seolah mati tak berkawan?

*diam*

perlu lapah apa yang tersisa ini dengan senyum simpul.
tapi gimana?

kalau dipegang pun terasa yang ke-akhiran kalinya.
kalau dikucup pun terasa yang ke-sekian kalinya.

namun aku pasti,
semua ini akan mendidik aku sesuatu.
apa pun jua.

tapi sesuatu.

mungkin;
ada sedikit mungkin,
aku lebih kuat dari apa yang aku tahu.